Dunia yang Cemas di Mata Luigi


oleh Reno Azwir

Di tengah maraknya buku-buku dengan tema jejalan (traveling) yang ditulis oleh para pengelana ulung (traveler) Indonesia maupun internasional, kita disuguhi sebuah karya bergizi tinggi buah tangan Luigi Pralangga, Ondel-Ondel Nekat Keliling Dunia: One Peacekeeper, A Thousand Adventures. Diterbitkan oleh Qanita (Mizan Grup) pada November 2011 lalu. Membanding buku ini, misalnya dengan Naked Traveler karya Trinity yang diterbitkan secara serial oleh Bentang Pustaka—juga bagian dari Mizan Grup, nyaris memiliki banyak kesamaan di tiap susunan bab-nya. Terutama bila itu berkenaan dengan spirit kebebasan manusia untuk menjelajah dan menikmati dunia yang terbabar indah ini.
 
            Lantas, apakah yang membuat Ondel-Ondel Luigi ini menjadi menarik untuk dibaca? Tak lain adalah semangatnya yang membara untuk terlibat dalam misi perdamaian dunia yang diusung oleh United Nations Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebuah niat istimewa yang pantas untuk diapreasiasi. Luigi memilih jalurnya sendiri sebagai pengelana. Ia tidak melulu silau dengan dunia baru yang dilihatnya. Karena seperti yang ia akui sendiri di hampir tiap bagian buku ini, ia benar-benar terpanggil untuk menjadi penyelamat peradaban. Dimana manusia berada di dalamnya.

            Dunia kelana yang dilakoni Luigi, adalah dunia yang sarat tekanan, intimidasi, perang, dan kemusnahan manusia selaku penggerak utama nadi kehidupan. Kendati keberangkatannya menyongsong hidup baru menuju New York nyaris tanpa tujuan, sejatinya Luigi sudah berada di jalur yang benar dengan mengikuti kecenderungan hatinya sendiri, yang menjerit-meronta meminta kebebasan. Kata bebas itulah yang menjadi kunci ketahanan Luigi menjalankan semua misi damainya bersama PBB. Karena ia sadar, ada banyak manusia di belahan bumi ini yang tidak beruntung. Semujur ia dan kita di Indonesia.

            Hal menarik dari apa yang telah dilakukan Luigi selama menjadi pasukan misi perdamaian PBB adalah, ia berhasil menjadi pengamat yang baik dan tulus. Semata demi kemaslahatan manusia. Bahkan bukan hanya itu. Ia juga berkontribusi penuh dalam proses penyelenggaraan damai di beberapa negara yang sedang terlibat perang. Baik itu perang antarnegara maupun perang saudara. Ia tak segan menyerahkan seluruh jiwa-raganya untuk terjun bebas ke dalam dunia yang dengan sadar sedang ia bangun setapak demi setapak.

Dua negara yang telah dikunjungi Luigi bersama UN, yaitu Liberia dan Irak, jadi penanda paling tegas bagaimana ia menguliti sendiri egosentris pribadinya, untuk kemudian melebur menjadi manusia lintas batas. Jadi manusia yang memanusiakan manusia lain secara laik dan benar. Juga secara terhormat. Pesan mulia ini dapat kita temukan dengan gamblang dalam subbab Bangunlah Badannya, Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Semuanya (h. 205); Virus “Rindu Sampai Biru” (h. 211); dan Surat dari Ayah (h.223). 

Dibalik segala kelebihan buku yang lebih menonjol semangat kemanusiaannya ini, terselip beberapa hal dasar yang sejatinya harus teramati oleh penyunting. Sehingga buku yang juga boleh disebut sebagai “laporan jurnalistik medan perang” ini, layak dijadikan monumen sejarah manusia zaman modern.  Pertama, tiadanya penunjuk waktu yang jelas kapan tepatnya Luigi bergegas meninggalkan Jakarta menuju New York sebelum kelak bergabung bersama UN di PBB? Jika mengandalkan alur berpikir linear, besar kemungkinan lokus kegiatannya banyak dilakukan sepanjang rentang 2001-2003. Namun sekali lagi, hal ini tetap akan mengundang masalah. Terutama jika buku ini akan dijadikan rujukan untuk menulis sejarah dari non-arusutama.

Kedua, terlalu banyaknya istilah asing bertaburan di sana-sini yang tidak diberi terjemahan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kendati berkait erat dengan wilayah teknis kerja Luigi selama bertugas di UN, tetap saja istilah itu harus terpahami oleh para pembaca awam. Sehingga pesan yang ingin disampaikan menjadi jelas. Kasus seperti ini sudah mulai muncul pada subbab Ondel-Ondel jadi Staf PBB (h. 19). Seperti ketika Luigi menulis, “... procurement focal-point” dan “... security, engineering-related comodities,” masing-masing di halaman 23. Memberi cetak miring pada terma-terma tersebut sangatlah jauh dari cukup. Paling tidak, demi menjaga keutuhan tulisan Luigi, penyunting bisa menyertakan terjemahannya di bagian bawah halaman dalam bentuk catatan kaki. Sehingga tidak terjadi kerancuan pemahaman dalam proses pembacaan.

Jenis kesalahan dasar seperti itu bisa ditemui di banyak subbab dari lima bab yang tersedia di buku ini. Apabila Qanita beroleh kesempatan untuk menerbitkan cetak baru dari karya ini, ada baiknya soal seperti itu menjadi amatan serius dari penyuntingnya. Luigi selaku penulis juga bisa dilibatkan langsung untuk penerjamahan dari banyak terma asing yang ia bubuhkan dalam karyanya ini. Tapi lepas dari kelemahan dasar itu, kerja keras Luigi yang ia tuangkan dalam bukunya ini layak menjadi panutan juga peledak semangat anak bangsa Indonesia. Karena Luigi telah mencatatkan diri diantara sedikit manusia yang mau mendedikasikan hidupnya untuk menjadi agen perdamaian PBB. Untuk menjunjung nilai luhur kemanusiaan. Juga masa depan kita yang lebih cerah di depan sana. Tabik untuk Luigi Pralangga! [kamis, 08032012]


Judul Ondel-Ondel Nekat Keliling Dunia: One Peacekeeper, A Thousand Adventures
Penulis Luigi Pralangga
Penerbit Qanita (Mizan Grup)
Cetakan Pertama, November 2011
ISBN 978-602-9225-13-6
Tebal 332

3 comments:

  1. Dear Mas Reno Azwir,

    Terima kasih banyak ats resensi yg menyeluruh & mengedepankan beberapa hal koreksi berharga utk penyunting & jg penulis dimana perihal yg diulas dlm resensi diats patut utk mjd periksa & revisi pd cetakan berikutnya (amiin!).

    Tanpa bermaksud memberikan "kuliah" tambahan bagi pembaca, buku ini diniati sbg pembuka jendela wawasan dimana konsep penegakn perdamaian, pemeliharaan perdamaian & akar-musabab konflik kekerasan hingga meningkat mjd kekerasan bersenjata, serta merta dlm urutan pertama akn mengorbankan 'kebenaran' (Baca: Keadilan) kmd selanjutnya adl rakyat kecil yg sangat rentan & rapuh thd distabilisasi keamanan/ketertiban pd suatu negeri, yg secara pasti akn menorehkan luka, selain fisik thd anak bangsa negeri tsb, jg membekaskan luka psikis/bathin yg tdk mudah dihilangkan sampai mungkin 3-4 generasi kedepan-nya, menurunkan kualitas manusia & diperlukan amat sangat sumberdaya & upaya agr bs kembali ke titik NOL utk mulai membangun.

    Dari potret sbh konflik & bagaimana elemen dunia internasional yg dimandatkan kpd bdn internasional spt PBB ini, pembaca bs mengambil sudut pandang & menanamkan-nya pd sikap & upayanya msg2 dlm kapasitas individu bhw, perdamaian itu pantas, perlu, & harus dijaga. Pantas, Perlu, & Harus dijaga dengan apa?. tdk hanya dijaga oleh perwakilan pasukan perdamaian & misi pemulihan perdamaian, namun awalnya adl oleh kekuatan dna kapabilitas si anak bangsa itu sendiri, dengan sadar akn pentingnya membangun kemandirian, keahlian sehingga dlm peranan-nya sbg warga sbh negeri, tdk memberatkan pemerintahnya lantaran tdk mampu mendukung penghidupan diri sendiri, atau keluarga sehingga mjd masalah thd masyarakat. Faham akn kewajiban & tanggungjawab-nya sbg warga negeri bhw sumbangsih & karya nyata darinya dibutuhkan agr negeri tsb mampu melangsungkan kehidupan-nya dlm berbagai konteks, bilamana menjabat sbg pejabat negeri siap & mampu utk mengabdi & amanah, bilamana kelak mjd penguasaha, bs mjd pemberdaya ekonomi bagi negeri & tunduk pd peraturan yg mengikat & lain sbgnya.

    ReplyDelete
  2. ... pd saat msg2 kalangan anak bangsa yg tergabung dlm sbh tatanan berumah-tangga negara ini sadar, faham, & tunduk akn apa-apa saja yg mengikatnya hingga negeri td bs aman, tentram & sejahtera, tentunya tiada satupun upaya kehancuran bs dibiarkan tjd, spt apa yg telah tjd di Liberia, dimana lbh dari 6,5 tahun saya bertugas disana, & mjdkannya 'rumah kedua' setelah Indonesia.

    sbg anak nusantara, pejuang merah putih, buku ini jg mengajak segenap pembacanya agr mau belajar dari konflik-konflik yg selama ini berlangsung, baik pd tanah benua afrika & warna, jenis konflik lainnya di negeri lain, termasuk jg gonjang-ganjing yg tjd jg di negeri sendiri. Belajar thd apa? - belajar mjd individu yg membela kebenaran, menjaga perdamaian & mampu dengan segala kapabilitasnya memastikan bhw rekonsiliasi ats perbedaan perihal apapun, dlm ukuran skala & strata apapun bs tercapai, sehingga perdamaian terjaga & terlestarikan. Terutama bagi persona - persona yg kian menanjak dlm menapaki perjalanan karir politik atau pemerintahan publik-nya, seyogyanya persona td piawai dlm mengedepankan kepentingan publik yg dipercayakn diats pundaknya sehingga mampu mjd wakil atau pejuang rakyat yg amanat & tdk mengulangi kejadian miris atau kemiripannya kpd rakyat & negerinya sendiri.

    Siapapun kita dlm tatanan masyarakat serta dlm lingkup kehidupan bernegara adl seorang penjaga perdamaian (peace-keeper). Maka itu, jadilah seorang peace-keeper yg terbaik, sebab pd karakter & kualitas penjaga-perdamaian inilah kehidupan & mutu penghidupan anak-cucu kita bergantung pa&ya. Kita berhutang amat besar pd mereka guna memastikan bhw perdamaian adl sbh janji yg harus dijaga, ditunaikan & dilestarikan hingga tahap estafet kehidupan setelah kita sekarang ini.

    Semoga komentar ini bs berkenan & saya mengun&g semua rekans & pembaca utk bersama-sama saya berupaya mjd sosok peacekeeper bagi Indonesia & jagat-raya yg mengedepankan konsistensi perjuangan ini. Salam hangat dari misi PBB utk Irak..

    Luigi Pralangga
    United Nations Assistance Mission in Iraq (UNAMI)
    via Diplomatic Mail: PO Box 5859 Grand Central Station
    New York, NY 10163-5859, USA
    Email: pralangga@gmail.com
    Twitter: @pralangga

    ReplyDelete
  3. wah... balesan kang luigi panjang sekali. saya samapai tidak tahu harus bales apa. sejatinya, saya kagum dengan jerih payah kang luigi. saya jadi malu masih belum berbuat banyak untuk bangsa-negara ini. apa pula untuk kemanusiaan.

    o ya, kang luigi sedang rindu berat yah sama indonesia. di setiap kata yg tertulis, spirit kernduan itu lekat sekali. semoga gusti nu agung menyayangimu selalu, kang

    ReplyDelete

Total Pageviews