ENTAH berapa banyak sudah manusia lahir ke dunia. Hidup, lantas mati dan hilang menguap dilindas waktu-selamanya. Mereka galat menentukan koordinat dirinya di semesta raya ciptaan. Hilir mudik tiada arah tujuan. Ke mana angin berhembus, ke situlah ia berkalang tanah. Padahal ada hukum keabadian yang disembunyikan Tuhan dalam kehidupan ini.
Para fisikawan sedari Huygens pada Abad-17 hingga Einstein, menyebutnya sebagai Hukum Kekekalan Momentum. Hukum yang mendedah keberadaan materi di atas tarikan gravitasi. Semakin besar massa benda, kian setimbang posisi dan kecepatannya berputar pada poros. Lantaran itu ia memutar sentripetal. Demi menghasilkan energi bagi dirinya. Teorema inilah yang membuat bintang atau planet, berbentuk bulat. Tak mendatar atau menurun. Sebab bumi kita bukan teka-teki silang.
Wajar kiranya jika manusia didalam bumi mengalami hal yang sama dengan induk semangnya-sebagai planet. Nampaknya saja kita sedang wara-wiri ke segala penjuru. Namun sejatinya kita hanya sedang melingkari diri sendiri. Segala kejadian yang kita lalui, mungkin terekam waktu. Meski lebih sering terlupa-bahkan cenderung tersia muspra. Kita tak pernah beranjak ke mana pun. Kecuali ke diri yang terdalam. Sumbu kehidupan. Kita tak sedang ke timur, barat, utara, selatan. Semua manusia hanya sedang menuju satu-satunya arah; jalan pulang keabadian yang ia bawa sepanjang hidup-dalam kediriannya. []
7 Jumadil Awal 1438 H
No comments:
Post a Comment